KATA
PENGANTAR
بِسْـــمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ
Puji
syukur peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul “Model Eksavator Hidraulik” ini, meskipun masih banyak
kekurangan. Karya ilmiah ini peneliti buat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan bagi Siswa/siswi khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Peneliti mengucapkan
terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu peneliti dalam
pembuatan karya ilmiah ini, sehingga karya ilmiah
ini dapat terselesaikan. Tidak lupa peneliti juga mengucapkan
terima kasih kepada Guru pembimbing Evi Susanti, S.Pd yang telah memberikan bimbingan dan
saran yang berharga dalam penyusunan karya ilmiah ini, sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Semoga apa yang diberikan bisa bermanfaat bagi
kita semua dan dicatat sebagai amal ibadah oleh ALLAH SWT.
Peneliti menyadari
bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dari segi
penyusunan maupun dari segi materi. “Tiada gading yang tak retak”, demikian
pula dengan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan setiap kritik dan saran yang bersifat membangun, yang dapat
memperbaiki dan menyempurnakan kerya ilmiah ini.
Muara Kaman,23 Januari 2015
Peneliti
MODEL EKSAVATOR HIDRAULIK
Oleh:
HANDIQA MINUDIN
NIS/NISN : 1345/9973645530
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul model
eksavator hidraulik. Dengan dilatar belakangi dengan adanya eksavator dapat
memudahkan pekerjaan berat manusia, khususnya pada bidang kontruksi,
perindustrian, dan pertambangan. Cara kerja eksavator menggunakan sistem
hidraulik yang bekerja berdasarkan prinsip hukum Pascal yang memanfaatkan
fluida statis. Untuk lebih mudah memahami cara kerja dari eksavator, maka
peneliti membuat sebuah alat peraga yang diberi nama model eksavator hidraulik.
Pembuatan model eksavator hidraulik ini bertujuan untuk menerapkan yang telah
peneliti dapatkan dalam SMA dan untuk
dapat lebih memahami konsep hukum Pascal dan penerapannya dalam sistem
fluida statis. Dari hasil pengamatan peneliti dapatkan
bahwa Fluida
statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida
dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida
tersebut. Bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak
dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser. Fluida statis
dapat dimanfaatkan pada hukum Pascal dalam pengaplikasiannya. Hukum Pascal
berbunyi “Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan
sama besar ke segala arah”. Contohnya pada model eksavator hidraulik
terdapat spuit (penghisap) yang mana cara kerjanya menggunakan penerapan hukum
Pascal dalam sistem fluida statis. Model eksavator hidraulik dapatdigunakan
sebagai alat peraga atau miniatur dari eksavator hidraulik. Selain itu,
model eksavator hidraulik juga dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Model eksavator hidraulik merupakan alat peraga atau
miniatur dari eksavator hidraulik yang dapat digunakan untuk pengaplikasian hukum
Pascal dan penerapannya dalam fluida statis.
Kata Kunci
: Eksavator, Sistem Hidraulik, Hukum Pascal dan Fluida Statis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.........................................................................................
i
ABSTRAK ............................................................................................................
ii
DAFTAR
ISI .........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
............................................................................................
2
1.3 Batasan Masalah
..............................................................................................
2
1.3.1 Fluida
Statis ...........................................................................................
2
1.3.2 Hukum
Pascal .........................................................................................
2
1.3.3 Sistem
Hidraulik .....................................................................................
2
1.3.4 Eksavator ................................................................................................
3
1.4 Tujuan Penelitian
.............................................................................................
3
1.4 Manfaat
Penelitian ...........................................................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
......................................................................... 3
2.1 Fluida
Statis .....................................................................................................
3
2.1.1 Massa
Jenis .............................................................................................
4
2.1.2 Tegangan Permukaan .............................................................................
5
2.1.3 Kapilaritas ..............................................................................................
6
2.1.4 Viskositas ...............................................................................................
6
2.2 Hukum
Pascal ..................................................................................................
7
2.3 Sistem
Hidraulik ..............................................................................................
8
2.4 Eksavator .........................................................................................................
9
BAB III METODE
...............................................................................................
10
3.1 Tempat
dan Waktu Penelitian ..........................................................................
10
3.2 Metode
Pembuatan Alat ..................................................................................
11
3.3 Desain
Penelitian .............................................................................................
12
3.4 Persiapan
Alat dan Bahan Penelitian ...............................................................
12
3.5 Cara
Kerja Model Eksavator Hidraulik ...........................................................
13
3.6 Rancangan
Model Eksavator Hidraulik ...........................................................
14
BAB IV HASIL PENELITIAN ..........................................................................
15
4.1 Model Eksavator
Hidraulik .............................................................................
15
4.2 Proses Kerja Model
Eksavator Hidraulik ........................................................
16
4.3 Hasil Pembuatan Model
Eksavator Hidraulik ................................................. 16
4.4 Manfaat Model Eksavator
Hidraulik ............................................................... 17
BAB V PENUTUP ...............................................................................................
18
5.1 Kesimpulan
......................................................................................................
18
5.2 Saran
................................................................................................................
19
DAFTAR
PUSTAKA ..........................................................................................
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ilmu yang mempelajari gejala alam
disebut sains. Sains berasal dari kata Latin yang berarti mengetahui. Sains
terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika
mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi, listrik,
dan magnet, semua gejala ini berbentuk energi. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara materi
dan energi (Kanginan, 2007).
Fisika sebagai salah satu ilmu
pengetahuan yang merupakan tulang punggung teknologi terutama teknologi
manufaktur dan teknologi modern. Teknologi modern seperti teknologi informasi,
elektronika, komunikasi, dan teknologi transportasi memerlukan penguasaan
fisika yang cukup mendalam. Salah satunya adalah eksavator, yaitu suatu alat
yang dilengkapi dengan rumah-rumah dalam sebuah wahana putar, batang
(boom), lengan (arm), tongkat (silinder) dan alat pengeruk (bucket)
digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian yang
tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia.
Eksavator merupakan alat alternatif
yang dapat bekerja mempersingkat waktu kerja dengan tujuan untuk menghemat
biaya dan tenaga. Eksavator sering digunakan pada pekerjaan konstruksi,
kehutanan dan industri pertambangan. Eksavator dapat melakukan serangkaian
gerakan gali, angkat, tumpah, dan berputar yang saling berkesinambungan dengan
kapasitas yang besar dan waktu pekerjaan yang singkat.
Semua gerakan dan fungsi eksavator
berasal dari sistem hidraulik yaitu bentuk perubahan atau pemindahan daya
dengan menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya
yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan. Bila dicermati secara
seksama hampir semua alat berat dari berbagai jenis dan ukuran menggunakan
tenaga hidraulik sebagai penggeraknya. Tenaga hidraulik memang memberikan
banyak keuntungan. Di antaranya adalah tenaga yang dihasilkan berlipat ganda
(multy power), sangat fleksibel dan penggunaannya sederhana (flexible dan
simple), bentuk dan desainnya kompak (compact design), hemat dan aman dalam
pengoperasiaannya (economy dan safety).
Prinsip dasar sistem hidraulik
adalah menggunakan hukum Pascal, yang berbunyi “Tekanan yang diberikan
pada suatu zat cair didalam suatu wadah, akan diteruskan ke segala arah dan
sama besar”. Eksavator memanfaatkan fluida hidraulik untuk menghasilkan
daya kemudian ditransmisikan ke komponen-komponen hidraulik yang terdapat pada
eksavator tersebut seperti Pompa Hidraulik, Katup, Aktuator, Silinder
Hidraulik, dan Motor Hidraulik. Daya yang telah ditransmisikan ke komponen-komponen
hidraulik ditransmisikan kembali ke komponen eksavator yaitu house (untuk
berputar), undercarriage (untuk berjalan) dan workgroup (untuk melakukan kerja)
dengan demikian eksavator dapat bergerak secara keseluruhan, bersamaan atau
sebagian.
Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti mengangkat tema dengan judul “Model Eksavator Hidraulik”. Karena model
eksavator hidraulik merupakan suatu alat peraga yang cara kerjanya hampir sama
dengan eksavator. Dengan adanya model eksavator hidraulik ini, diharapkan dapat
mempermudah pemahaman mengenai fluida statis, hukum Pascal, dan sistem
hidraulik.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam pembahasan ini
adalah “Bagaimana konsep rangkaian model eksavator hidraulik?”.
1.3 Batasan
Masalah
Agar batasan masalah dalam
penelitian ini memiliki ruang lingkup yang jelas, maka perlu adanya batasan
masalah sebagai berikut:
1.3.1 Fluida
Statis
Fluida statis adalah fluida yang
berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak
tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan
seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
1.3.2 Hukum
Pascal
Hukum Pascal adalah satu hukum
dalam ilmu fisika yang berhubungan dengan zat cair dan gaya-gaya yang ada
padanya. Hukum Pascal berbunyi, “Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair
didalam suatu wadah, akan diteruskan ke segala arah dan sama besar”.
1.3.3 Sistem
Hidraulik
Sistem hidraulik merupakan suatu
bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar
berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang
dikeluarkan.
1.3.4 Eksavator
Eksavator adalah suatu alat yang
dilengkapi dengan rumah-rumah dalam sebuah wahana putar, batang (boom),
lengan (arm), tongkat (silinder) dan alat pengeruk (bucket) digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian yang tidak bisa dilakukan
secara langsung oleh tangan manusia.
1.4 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:
1.4.1 Untuk memenuhi nilai ujian praktik fisika.
1.4.2 Untuk memahami konsep fisika “hukum pascal”
1.4.3 Untuk mengetahui cara pembuatan dan cara kerja
miniatur eksavator
1.5 Manfaat
Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.5.1 Menambah
wawasan dan pengetahuan kepada peneliti tentang penerapan hukum Pascal dalam
sistem fluida statis.
1.5.2 Memberikan
informasi kepada pembaca tentang konsep rangkaian hidraulik yang menggunakan
fluida statis.
1.5.3 Memberikan
informasi kepada pembaca tentang konsep rangkaian sistem hidraulik pada
eksavator.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Fluida
Statis
Fluida diartikan sebagai suatu zat
yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair
seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu
atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida.
Air merupakan salah satu contoh zat cair. Masih ada contoh zat cair lainnya
seperti minyak pelumas, susu, dan sebagainya. Semua zat cair itu dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu
tempat ke tempat yang lain (Lohat, 2008).
Zat gas juga dapat mengalir dari
satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu, zat gas
termasuk fluida. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau
tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal
laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau
melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi
di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari. Fluida
terbagi atas dua macam, yaitu fluida dinamis (dalam keadaan bergerak) dan
fluida statis (dalam keadaan diam).
Fluida statis adalah fluida yang
berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak
tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut. Bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan
seragam sehingga tidak memiliki gaya geser. Contoh fenomena fluida statis dapat
dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana.
Contoh fluida yang diam secara
sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti
gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut bergerak.
Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki
kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai
dasar sungai. Fluida statis memiliki sifat fisis yang dapat dipahami dengan
jelas, diantaranya: massa jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan
viskositas.
2.1.1 Massa
Jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin
besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan
total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa
sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki
massa jenis yang berbeda. Satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis
dituliskan sebagai berikut:
Keterangan: ρ =
massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)
m = massa (kg atau g)
V = volume (m3 atau cm3)
Jenis beberapa bahan dan massa
jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 2.1 Massa Jenis atau
Kerapatan Massa (Density)
Bahan
|
Massa Jenis (g/cm3)
|
Nama Bahan
|
Massa Jenis (g/cm3)
|
Air
|
1,00
|
Gliserin
|
1,26
|
Aluminium
|
2,7
|
Kuningan
|
8,6
|
Baja
|
7,8
|
Perak
|
10,5
|
Benzena
|
0,9
|
Platina
|
21,4
|
Besi
|
7,8
|
Raksa
|
13,6
|
Emas
|
19,3
|
Tembaga
|
8,9
|
Es
|
0,92
|
Timah Hitam
|
11,3
|
Etil Alkohol
|
0,81
|
Udara
|
0,0012
|
(Sumber: perpustakaancyber.blogspot.com)
2.1.2 Tegangan
Permukaan
Pengertian tegangan permukaan akan
dapat diketahui dengan kejadian yang pernah terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Seperti sebuah silet jika diletakkan dalam keadaan melintang di
atas permukaan air maka silet tersebut akan terapung, karena silet tersebut mengalami
tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi
molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair itu sendiri.
Bagian dalam cairan sebuah molekul
dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak
ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan
timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi
permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan. Jika molekul
di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi silet, molekul bagian bawah
permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya
pemulih ke atas ini dapat menopang silet tetap di permukaan air tanpa
tenggelam. Dapat disimpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
2.1.3 Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata juga
mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa
yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu
kompor. Selain itu, dinding rumah pada musim hujan dapat basah juga terjadi
karena adanya gejala kapilaritas.
Penyebab dari gejala kapiler adalah
adanya kohesi dan adhesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang
sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak
dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak. Sedangkan adhesi adalah
gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan
antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Gejala kapilaritas pada air dalam
pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air dengan kaca lebih besar
daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air
raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel
air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca
akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca. Kenaikan atau
penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan
yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas
dalam kehidupan sehari-hari:
1) Naiknya
minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
2) Kain
dan kertas isap dapat menghisap cairan.
3) Air
dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
2.1.3
Viskositas
Viskositas
merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengantekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas
adalah ketebalan atau pergesekan internal. Oleh karena itu, air yang tipis, memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang tebal, memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal
fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran
dari pergeseran fluida. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki
ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang
tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluida ideal.
2.2 Hukum
Pascal
Ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair pada dasar
wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di atasnya.
Semakin ke bawah, semakin besar tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya, semakin
mendekati permukaan atas wadah, semakin kecil tekanan zat cair tersebut.
Besarnya tekanan sebanding dengan ρgh (ρ = massa jenis, g
= percepatan gravitasi dan h = ketinggian/kedalaman) (Lohat,
2008).
Besar tekanan menjadi sama, jika
setiap titik pada kedalaman yang sama. Hal ini berlaku untuk semua zat
cair dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk wadah tersebut.
Apabila ditambahkan tekanan luar misalnya dengan menekan permukaan zat cair
tersebut, pertambahan tekanan dalam zat cair adalah sama di segala arah. Jadi,
jika diberikan tekanan luar, setiap bagian zat cair mendapat tekanan yang sama (Lohat,
2008).
Blaise Pascal (1623-1662) adalah
fisikawan Prancis yang lahir di Clermount pada 19 Juli 1623. Pada usia 18
tahun, menciptakan kalkulator digital pertama di dunia. Pascal
menghabiskan waktunya dengan bermain dan melakukan eksperimen terus-menerus
selama pengobatan kanker yang dideritanya. Pascal menemukan teori hukum Pascal
dengan eksperimennya bermain-main dengan air.
Hukum Pascal yang berbunyi, “tekanan
yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke
segala arah”. Jika suatu fluida yang dilengkapi dengan sebuah penghisap yang
dapat bergerak maka tekanan di suatu titik tertentu tidak hanya ditentukan oleh
berat fluida di atas permukaan air tetapi juga oleh gaya yang dikerahkan oleh
penghisap. Berikut ini adalah gambar fluida yang dilengkapi oleh dua penghisap
dengan luas penampang berbeda. Penghisap pertama memiliki luas penampang yang
kecil (diameter kecil) dan penghisap yang kedua memiliki luas penampang yang
besar (diameter besar) (Kanginan, 2007).
Gambar 2.1 Fluida yang dilengkapi
penghisap dengan luas permukaan berbeda
Tekanan yang diberikan pada zat cair
dalam ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah, sesuai dengan
hukum Pascal. Tekanan yang masuk pada penghisap pertama sama dengan
tekanan pada penghisap kedua (Kanginan, 2007).
Tekanan dalam fluida dapat
dirumuskan dengan persamaan di bawah ini:
P = F/A
sehingga persamaan
hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut:
P1 =
P2
F1/A1 = F2/A2
dengan
P = tekanan (pascal)
F = gaya (newton)
A = luas permukaan penampang
(m2).
2.3 Sistem
Hidraulik
Sistem hidraulik merupakan suatu
bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar berupa
fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang
dikeluarkan. Dimana fluida penghantar ini dinaikan tekanannya oleh pompa
pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa
saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja
yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk
gerak maju dan mundur.
Prinsip dasar sistem hidraulik
berasal dari hukum Pascal, dimana tekanan dalam fluida statis harus mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut:
1) Tekanan
bekerja tegak lurus pada permukaan bidang.
2) Tekanan disetiap titik sama untuk semua arah.
3) Tekanan
yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup, merambat secara seragam
ke bagian lain fluida.
2.3.1 Komponen-Komponen
Sistem Hidraoulik
Sistem hidraulik didukung oleh tiga
unit komponen utama, yaitu:
2.3.1.1 Unit tenaga
Unit tenaga berfungsi sebagai sumber
tenaga dengan liquid atau minyak hidraulik. Pada sistem ini, unit
tenaga terdiri atas:
- Penggerak mula yang berupa motor listrik atau
motor bakar.
- Pompa hidraulik, putaran dari poros penggerak
mula memutar pompa hidrolik sehingga pompa hidrolik bekerja.
- Tangki hidraulik, berfungsi sebagai wadah atau
penampang cairan hidrolik.
- Kelengkapan (accessories), seperti
: pressure gauge, gelas penduga, relief valve.
2.3.1.2 Unit penggerak (Actuator)
Unit penggerak berfungsi untuk
mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik.
Hidrolik actuator dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
- Penggerak
lurus (linier Actuator) : silinder hidrolik.
- Penggerak
putar : motor hidrolik, rotary actuator.
2.3.1.3 Unit pengatur
Unit Pengatur berfungsi sebagai
pengatur gerak sistem hidrolik. Unit ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup
atau valve. Katup (Valve) adalah suatu alat yang menerima perintah dari
luar untuk melepas, menghentikan, atau mengarahkan fluida yang melalui katup
tersebut.
2.4 Eksavator
Eksavator adalah suatu alat yang dilengkapi
dengan rumah-rumah dalam sebuah wahana putar, batang (boom), lengan
(arm), tongkat (silinder) dan alat pengeruk (bucket) digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian yang tidak bisa dilakukan
secara langsung oleh tangan manusia. Eksavator pertama kali diciptakan oleh
William Smith Otis pada tahun 1835, yang merupakan seorang ahli mekanik asal
Amerika Serikat. William Smith Otis adalah anak dari pasangan Isaac Otis dan
Tryphena Hannah Smith yang lahir pada tanggal 20 september 1813 di
Pelham, Massachussetts, USA dan meninggal pada tanggal 13 november 1839.
William memulai karyanya sejak berusia 20 tahun dimana pada waktu itu dia mulai
menunjukkan kecerdasannya.
Hasil karya William Smith Otis
(Eksavator) secara resmi diakui pada tanggal 24 februari 1839 dengan sebutan
“The Crane-dredge for excavation and earth removals” dan secara resmi merupakan
eksavator yang pertama kali ada di muka bumi. Eksavator pertama kali, memiliki
bucket (alat keruk) 1,15 m3 dengan kemampuan produktivitas menggali tanah
sebanyak 64 m3/h. Eksavator tertua di dunia ini hanya mampu berputar sejauh
90o dan hanya bisa berjalan di atas rel kereta api yang dimotori oleh
mesin uap. Serta hanya dilengkapi seling sebagai penarik alat kerja (bucket
atau ember). Namun saat ini eksavator menggunakan sistem teknologi canggih dan
memiliki multi fungsi sebagai alat berat serbaguna yang dilengkapi mesin modern
dengan tenaga hidraulik, bisa berputar sejauh 360o tanpa berhenti dan
mampu bekerja di atas air.
Eksavator memiliki kehebatan yang
luar biasa jika dibandingkan dengan segala jenis alat berat yang ada di planet
bumi. Eksavator mampu menyelesaikan pekerjaan berat yang tidak bisa dilakukan
oleh alat berat lain, bekerja di atas air, bekerja di atas bebatuan, serta tangguh
bekerja di segala medan berat dengan cepat dan menjadi aktor utama dalam
pekerjaan proyek raksasa seperti pertambangan. Selain itu eksavator juga bisa
digunakan sebagai penghancur gedung, menggali parit, lubang, pondasi, meratakan
permukaan tanah, mengangkat dan memindahkan material, mengeruk sungai, dan lain
sebagainya.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat
dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di
desa Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara dan akan di
uji coba pada ujian praktek Fisika di SMA Negeri 1 Muara Kaman
3.1.2 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Maret 2015. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model eksavator hidraulik.
3.2 Metode
Pembuatan Alat
Metode pembuatan alat model
eksavator hidraulik ini meliputi beberapa tahap, yaitu:
3.2.1
Tahap Persiapan
Sebelum merangkai model eksavator
hidraulik, peneliti menyiapkan atau membuat bagian-bagian model eksavator
hidarulik seperti:
1) Membuat
lempengan atau dasar model eksavator hidraulik
Peneliti memotong kayu dengan
ukuran: panjang 20 cm, lebar 10 cm dan tinggi 2 cm.
2) Membuat
boom model eksavator hidraulik
Boom model eksavator hidraulik
terdapat dua jenis yaitu tiang dan batang. Tiangnya dibuat dari kayu dengan
tinggi 12 cm, lebar 1 cm dan panjang 2 cm, dibuat sebanyak 2 buah. Sedangkan
batangnya dibuat dari kayu dengan ukuran: panjang 20 cm, lebar 2 cm dan tinggi
2cm.
3) Membuat
arm (lengan model eksavator hidraulik)
Arm dibuat dari kayu dengan ukuran:
tinggi 12 cm, lebar 1 cm dan panjang 2 cm, dibuat sebanyak 2 buah.
4) Membuat
bucket model eksavator hidraulik
Bucket dibuat dari kayu dengan
ukuran: panjang 4 cm, lebar 1 cm dan tinggi 1 cm. Setelah bagian-bagian model
eksavator hidraulik diatas selesai dibuat, peneliti menghaluskan semua bagian
model eksavator tersebut
3.2.2 Tahap
Perangkaian
Setelah tahap persiapan
diselesaikan, peneliti membuat kerangka model eksavator hidraulik, yaitu:
1) Memasang
dua tiang (boom) sejajar di tengah lempengan.
2) Memasang
batang (boom) di sela bagian atas tiang.
3) Memasang
dua lengan model eksavator hidraulik (arm) pada ujung batang (boom).
4) Memasang
bucket pada ujung arm.
5) Setelah itu peneliti
memasang perangkat penghisap yang diisi dengan air.
3.2.3 Tahap
Pengujian
Setelah model eksavator hidraulik
terangkai, peneliti menguji hasil pembuatan model eksavator hidraulik dengan
cara menggerak-gerakkan boom dan arm model eksavator hidraulik dengan suntikan
yang dipasang sebagai penghisap. Selanjutnya peneliti menyempurnakan model
eksavator hidraulik dengan memperbaharui kekurangan-kekurangannya. Dari hasil
penelitian model eksavator hidraulik inilah yang kemudian digunakan untuk ujian praktek
fisika.
3.3 Desain
Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kayu sebagai kerangka model eksavator hidaulik dan suntikan sebagai
penghisap untuk menggerakkan model eksavator hidraulik. Dengan rancangan desain
seperti (Gambar 3.1) berikut:
Gambar 3.1 Desain Model Eksavator
Hidraulik
3.4 Persiapan
Alat dan Bahan Penelitian
Dalam melakukan percobaan pembuatan
model eksavator hidraulik perlu adanya komponen-komponen alat dan bahan yang
diperlukan.
3.4.1 Persiapan
Alat
Peralatan yang akan digunakan dalam
pembuatan model eksavator hidraulik adalah sebagai berikut:
1) Gergaji
2) Gunting
3) Mistar
siku
4) Palu
3.4.2
Persiapan Bahan
Bahan-bahan yang perlu disiapkan
dalam pembuatan model eksavator hidraulik adalah sebagai berikut:
1) Kayu
2) Spuit
(suntikan)
3) Selang
4) Air
5) Paku
6) Kawat
7) selotip
3.5 Cara
Kerja Model Eksavator Hidraulik
Model eksavator hidraulik terdapat
dua pasang spuit (suntikan). Sepasang spuit terdiri atas dua macam spuit.
Pada prinsipnya dalam sepasang spuit, terdiri atas spuit pertama sebagai
penghisap dan suntikan kedua sebagai recervoir. Kedua spuit tersebut
dihubungkan dengan selang, demikian pula pada sepasang spuit yang lain.
Sepasang spuit pertama, penghisap
(spuit pertama) berfungsi untuk menghisap air dari recervoir (spuit kedua)
melalui selang (penghubung penghisap dengan recervoir) dan mendorongnya kembali
ke recervoir, sehingga recervoir dapat menggerakkan arm model eksavator
hidraulik. Sedangkan sepasang spuit kedua, penghisap (spuit pertama) berfungsi
untuk menghisap air dari recervoir (spuit kedua) melalui selang (penghubung
penghisap dengan recervoir) dan mendorongnya kembali ke recervoir, sehingga
recervoir dapat menggerakkan boom model eksavator hidraulik.
3.6 Rancangan
Model Eksavator Hidraulik
Gambar 3.2 Rancangan Model
Eksavataor Hidraulik
Keterangan:
1) Spuit (1):
sebagai penghisap pertama yang berfungsi untuk menghisap air dari recervoir pertama
melalui selang dan mendorong air kembali ke recervoir pertama, sehingga
recervoir pertama bisa menggerakkan arm (lengan model eksavator
hidraulik).
2) Selang (1): sebagai penghubung antara penghisap
pertama dengan reservoir pertama.
3) Spuit (2):
sebagai recervoir pertama yang berfungsi untuk menerima air yang diberikan
penghisap pertama.
4) Boom: sebagai batang model eksavator
hidraulik.
5) Arm: lengan modeel eksavator
hidraulik.
6) Bucket: befungsi sebagai pengeruk.
7) Spuit (3): sebagai recervoir kedua yang
berfungsi untuk menerima air yang diberikan penghisap kedua.
8) Lempengan: digunakan untuk tumpuan
bagian-bagian dari model eksavator hidraulik.
9) Selang (2): sebagai penghubung antara
penghisap kedua dengan reservoir kedua.
10) Spuit (4): sebagai penghisap kedua yang berfungsi
untuk menghisap air dari recervoir kedua melalui selang dan mendorong air
kembali ke recervoir kedua, sehingga recervoir bisa menggerakkan boom (batang
model eksavator Hidraulik).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Model
Eksavator Hidraulik
Model eksavator hidraulik merupakan
alat peraga atau miniatur dari eksavator hidraulik. Dalam model eksavator
hidraulik menggunakan sistem hidraulik. Sistem hidraulik merupakan suatu
bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar
berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang
dikeluarkan. Fluida penghantar dinaikan tekanannya oleh pompa pembangkit
tekanan (penghisap) yang kemudian diteruskan ke silinder kerja (recervoir)
melalui pipa-pipa saluran (selang). Gerakan dari silinder kerja (recervoir)
yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk
gerak maju dan mundur.
Prinsip dasar sistem hidraulik
berasal dari hukum pascal, dimana tekanan dalam fluida statis harus mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut:
1) Tekanan bekerja tegak lurus pada
permukaan bidang.
2) Tekanan disetiap titik sama untuk semua
arah.
3) Tekanan yang diberikan kesebagian fluida
dalam tempat tertutup, merambat secara seragam ke bagian lain fluida.
Tekanan dalam fluida dapat
dirumuskan dengan persamaan di bawah ini:
P = F/A
Sehingga persamaan
hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut:
P1 = P2
F1/A1 = F2/A2
Dengan P = tekanan
(Pascal)
F = gaya (Newton)
A =
luas permukaan penampang (m2).
4.2 Proses
Kerja Model Eksavator Hidraulik
Proses kerja model eksavator
hidraulik menggunakan sistem hidraulik yaitu teknologi yang memanfaatkan zat cair untuk
melakukan suatu gerakan segaris. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip “Jika
suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan
itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang
kekuatannya”. Zat cair yang berada dalam kondisi diam dan tidak bergerak
disebut fluida statis. Contoh Fluida statis yang paling simple adalah air yang
diletakan di dalam gelas. Fluida statis merupakan ladang ilmu pengetahuan.
Karena melalui fluida statis di temukan banyak sekali hukum-hukum dasar ilmu
fisika yang kemudian dalam penerapannya sangat bermanfaat bagi kesejahteraan
umat manusia. Contohnya hukum dasar ilmu fisika yang berasal dari fluida statis
adalah teori hidrostatika, hukum pascal, hukum Archimedes, hukum Boyle, dan
lain-lain. Fluida statis tidak hanya berhubungan dengan zat cair yang tidak
mengalir. Gas yang tidak mengalir juga termasuk fluida statis.
Fluida statis
dimanfaatkan model eksavator hidraulik untuk menghasilkan daya
kemudian ditransmisikan ke komponen-komponen hidraulik yang terdapat pada model
eksavator hidraulik tersebut, seperti recervoir. Daya yang telah ditransmisikan
ke komponen-komponen hidraulik ditransmisikan kembali ke komponen model
eksavator hidraulik yaitu boom (batang model eksavator hidraulik) dan arm
(lengan model eksavator hidraulik), dengan demikian model eksavator hidraulik
dapat bergerak secara bersamaan atau sebagian.
4.3 Hasil
Pembuatan Model Eksavator Hidraulik
Model eksavator hidraulik dapat
memeragakan gerakan-gerakan seperti eksavator hidraulik pada umumnya, seperti
menggerakkan boom (batang model eksavator hidraulik) dan menggerakkan arm
(lengan model eksavator hidraulik). Pada saat menggerakkan model eksavator
hidraulik dapat dilihat sistem hidrauliknya karena cairan yang berada di
dalamnya memiliki warna, sehingga mudah dipelajari dan mudah dipahami.
Gambar 4.1 Model Eksavator Hidraulik
Model eksavator hidraulik terdapat
dua pasang spuit (suntikan). Sepasang spuit terdiri atas dua macam spuit.
Pada prinsipnya dalam sepasang spuit, terdiri atas spuit pertama sebagai
penghisap dan memberi tekanan. Sedangkan spuit kedua sebagai recervoir. Kedua
spuit tersebut dihubungkan dengan selang, demikian pula pada sepasang spuit
yang lain. Di dalam selang dan salah satu spuit pada masing-masing pasang spuit
diberi air yang berwarna.
Sepasang spuit pertama, penghisap
(spuit pertama) berfungsi untuk menghisap air atau cairan dari recervoir (spuit
kedua) melalui selang (penghubung penghisap dengan recervoir) dan mendorongnya
kembali ke recervoir, sehingga recervoir dapat menggerakkan arm model eksavator
hidraulik. Sedangkan sepasang spuit kedua, penghisap (spuit pertama) berfungsi
untuk menghisap air atau cairan dari recervoir (spuit kedua) melalui selang
(penghubung penghisap dengan recervoir) dan mendorongnya kembali ke recervoir,
sehingga recervoir dapat menggerakkan boom model eksavator hidraulik.
4.4
Manfaat Model Eksavator Hidraulik
Model eksavator hidraulik merupakan
pengaplikasian hukum Pascal dan penerapannya dalam sistem fluida statis.
Setelah mengoprasikan model eksavator hidraulik akan dapat mengetahui
pengaplikasian tersebut.
1) Saat
penghisap mendorong kembali air atau zat cair ke dalam recervoir, maka air atau
zat cair tersebut meneruskan tekanan yang diberikan oleh penghisap sama besar
ke segala arah. Sesuai hukum Pascal yang berbunyi “tekanan yang diberikan pada
zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”.
2) Air
atau zat cair yang terdapat dalam tabung (spuit) yang digunakan sebagai
penghisap dan recervoir dalam model eksavator hidraulik, merupakan bentuk dari
fuida statis. Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak
(diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan
antar partikel fluida tersebut.
3) Recervoir
dalam model eksavator hidraulik akan bergerak ketika diberi tekanan melalui
penghantar berupa fluida cair, dimana fluida penghantar ini dinaikan
tekanannya oleh pompa pembangkit tekanan (penghisap dalam model eksavator
hidraulik) yang kemudian diteruskan ke silinder kerja (recervoir) melalui
selang penghubung. Gerakan recervoir dimanfaatkan untuk menggerakkan boom atau
arm dalam model eksavator hidraulik. Peristiwa ini sesuai dengan sistem
hidraulik. Sistem hidraulik merupakan suatu bentuk perubahan atau
pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk
memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan.
4.4.1
Kelebihan Model Eksavator Hidraulik
Kelebihan model eksavator hidraulik
adalah sebagai berikut:
1) Model
eksavator hidraulik dapat digunakan untuk alat peraga dalam proses
pembelajaran, mengenai pengaplikasian hukum Pascal dan penerapannya dalam
sistem fluida statis.
2) Model
eksavator hidraulik mampu memeragakan gerakan angkat dan tumpah seperti
eksavator hidraulik.
3) Pembuatan
model eksavator hidraulik relatif mudah dan bahannya mudah didapatkan.
4.4.2
Kekuranagan Model Eksavator Hidraulik
Adapun kekurangan dari model
eksavator hidraulik adalah sebagai berikut:
1) Model
eksavator hidraulik tidak dapat berputar seperti eksavator hidraulik
sesungguhnya yang dapat berputar hingga mencapai 360o. Model eksavator
hidraulik hanya dapat menggerakkan boom (batang model eksavator hidraulik) dan
arm (lengan model eksavator hidraulik).
2) Model
eksavator hidraulik tidak dapat berjalan, karena model eksavator hidraulik
dirangkai tidak menggunakan mesin dan tidak memakai roda.
3) Model
eksavator hidraulik tidak bisa digunakan untuk bekerja pertambangan dan
sebagainya. Model eksavator hidraulik hanya mampu memeragakan gerakan dari
eksavator hidraulik, agar mengetahui cara kerja dari eksavator hidraulik
sungguhan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitiaan yang telah
dilakukan tentang pembuatan model eksavator hidraulik, maka dapat kesimpulan
bahwa:
5.1.1 Model
eksavator hidraulik merupakan alat peraga atau miniatur dari eksavator
hidraulik yang dapat digunakan untuk pengaplikasian hukum Pascal dan
penerapannya dalam fluida statis.
5.1.2 Sistem kerja
model eksavator hidraulik menggunakan sistem hidraulik, yaitu suatu bentuk
perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar berupa
fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang
dikeluarkan.
5.1.3 Model
eksavator hidraulik mampu memeragakan gerakan dari eksavator hidraulik seperti
mengangkat boom (batang eksavator) dan arm (lengan eksavator), tetapi
tidak mampu berputar.
5.2 Saran
Dari percobaan dan laporan ilmiah
ini, peneliti berharap:
5.2.1 Model
eksavator hidraulik dapat digunakan dalam pembelajaran mengenai pengaplikasian
hukum Pascal dan penerapannya dalam fluida statis.
5.2.2 Siswa
dapat mengembangkan teori-teori fisika dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
5.2.3 Pemerintah
mendukung mahasiswa dalam melakukan percobaan-percobaan, agar mahasiswa lebih
berinovatif dan menemukan sesuatu yang dapat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Nurlela. 2012. Pengertian dan Definisi Fluida
Statis.http://www.kamusq.com/2012/12/fluida-statis-adalah-pengertian-dan.html. Diakses pada tanggal 29-10-2013 pukul 09:17.
Iskandar, Dedek. 2013. Fluida Statis dan Dinamis.http://fisikadedek.blogspot.com/2013/05/fluida-statik-dan-dinamis.html. Diakses pada tanggal 22-10-2013 pukul 07:55.
Lohat, A. San. 2013. Hukum
Pascal. http://gurumuda.net/hukum-pascal.htm. Diakses pada tanggal 12-11-2013 pukul 08:46.
Maulana, Puji. 2013. Pengertian Fluida Statis Dan Dinamis,
Massa Jenis, Tekanan Hidrostatis Total, Aplikasi, Tegangan Permukaan, Rumus,
Contoh Soal, Kunci
Jawaban.http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/pengertian-fluida-statis-dan-dinamis-massa-jenis-tekanan-hidrostatis-total-aplikasi-tegangan-permukaan-contoh-soal-kunci-jawaban.html. Diakses pada tanggal 20-10-2013 pukul 09:10.
Nursyamsi, Nunu. 2011. Pengertian Fluida Statis dan
Dinamis.http://aanunu.com/pengertian-fluida-statis-dan-dinamis/. Diakses pada tanggal 24-11-2013 pukul 07:41.
Rafe’i, Ahmadi. 2013. Sistem Hidraulik pada
Eksavator.http://sersasih.wordpress.com/2013/03/16/sistem-hidroulik-pada-excavator/.Diakses pada tanggal 13-10-2013 pukul 14:05.
Saleh, Sirajudin. 2011. Pengertian Sistem
Hidraulik.http://jhoeydhyn.blogspot.com/2011/11/pengertian-sistem-hidrolik.html. Diakses pada tanggal 21-11-2013 pukul 10:11.
ass.. kak kok g ada gambarnya ?
BalasHapus