Rabu, 02 April 2014

BAB 8. SISTEM EKSKRESI

SISTEM EKSKRESI

A. Pengertian
Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas, yang berupa urine(ginjal), keringat(kulit), empedu(hati), dan CO2(paru-paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu bahkan meracuni tubuh.
B. ORGAN-ORGAN PENYUSUN SISTEM EKSKRESI
  • Ada beberapa organ yang mempunyai fungsi yang penting sehubungan dengan proses ekskresi, yaitu:
  1.  Paru-paru (pulmo), mengeluarkan uap air dan C02.
  2.  Hati (hepar), mengeluarkan urea dan membentuk empedu.
  3.  Usus besar (kolon), menyerap air dan mengeluarkan logam berat.
  4.  Kulit (integumen), mengeluarkan air, garam-garam mineral, dan minyak.
  5.  Ginjal (ren), mengeluarkan air berupa urine yang di dalamnya terlarut garam-garam mineral dan senyawa nitrogen.
1. Paru-paru (Pulmo)
  • Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran.
  •  Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pernapasan.
  •  Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun.
  •  mekanisme pengangkutan dan pertukaran gas CO2 dari jaringan tubuh hingga keluar melalui paru-paru karena adanya perbedaan tekanan  parsial karbondioksida (PCO2)
  • PCO2 dalam sel tubuh lebih tinggi dibanding di kapiler vena, sehingga CO2 bedifusi ke vena dan di bawa ke paru-paru .
  •  P.CO2 di jaringan tubuh = 60 mmHg , P. CO2 di vena = 47 mmHg , P. CO2 di alveolus= 35 mmHg) atau luar tubuh = 0.3 mmHg, karena perbedaan tekanan parsial tersebut, akhirnya CO2 akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi
  •  Pengangkutan CO2 oleh darah dilakukan 3 cara yaitu
a.CO2 diangkut oleh plasma darah,
  •  caranya : CO2 larut dalam plasma dan membentuk asam carbonat,
  •  dengan reaksi  CO2 + H2O -----> H2CO3,
  •  Pengangkutan ini dibantu enzim karbonat anhidrase
  •  jumlah CO2 yang dapat diangkut sebanyak 5 %-7 %
 b. CO2 diangkut oleh Hemoglobin
  •  membentuk karbominohemoglobin
  •  dengan reaksi  CO2 + Hb -----> HbCO2 (Karbominohemoglobin). 
  •  CO2 ini berdifusi ke dalam sel darah merah dan berikatan dengan Amin (-NH2). Amin merupakan protein dari hemoglobin.
  •  Proses seperti ini dilakukan, tetapi persentase terjadinya 23%- 30%.
 c. Pertukaran clorida
  •  CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3).
  •  Proses ini berantai dan disebut pertukaran klorida. 
  • CO2 bersenyawa dengan air membentuk asam karbonat, yang terurai menjadi H+ + HCO3.
  •  Reaksi yang terjadi sebagai berikut : CO2 + H2O ------>  H2CO3, terurai menjadi H+ + HCO3
  •  Reaksi itu dapat berjalan dengan baik karena adanya enzim karbonat anhidrase. 
  • HCO3 akan keluar dari sel darah merah dan masuk plasma darah.
  • Kedudukan HCO3 diganti dengan ion klorida
  • Ion klorida berfungsi untuk menjaga agar pH darah tetap netral
  • Proses seperti ini paling sering dilakukan, persentase terjadinya proses ini sekitar 65%- 70 %. 
  • tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan asam dan basa dalam darah
  • Keseimbangan asam dan basa dalam darah
  • Asam adalah setiap senyawa kimia yang melepas ion hidrogen kesuatu larutan atau kesenyawa biasa. Contoh asam klorida ( HCl), yang berionisasi dalam air membentuk ion-ion hidrogen ( H+) dan ion klorida ( Cl-). Demikian juga, asam karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat ( HCO3-). 
  • Basa adalah senyawa kimia yang menerima ion hidrogen. Contoh, ion bikarbonat HCO3-, adalah suatu basa karena dapat menerima ion H+ untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Demikian juga fospat (HPO4) suatu basa karena dapat membentuk asam fospat (H2PO4).
  • Darah memiliki ph antara 7,35-7,45
  •  perubahan ph sekecil apapun dapat memberikan efek  terhadap beberapa organ.
  • pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan.
  • Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa.
  • Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.
  • Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH.
  • Kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
  •  Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. 
  •  Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
  • Penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan dapat menyebabkan gangguan asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik  .
  •  Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
  •  Penyebab : Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara kuat.
  •  Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti: - Emfisema - Bronkitis kronis - Pneumonia berat - Edema pulmoner - Asma, adanya  penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan, dan  akibat narkotika maupun obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.
  • b. Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
  •  Penyebab : Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
  •  hal ini terjadi karena kecemasan,  rasa nyeri , sirosis hati, kadar oksigen darah yang rendah , demam , overdosis aspirin.
  •  Pengobatan : dengan cara memperlambat pernafasan, (apabila karena kecemasan), diberi obat pereda nyeri, menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya, dan  mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin ( 6-10 kali)
  • Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita 


2. Ginjal (Ren)

a. Pengertian
  • Ginjal adalah organ ekskresi utama  dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
  • Pada manusia, ginjal berukuran sebesar kepalan tangan, yaitu berukuran panjang 10 sampai 12 cm, lebar 5– 6 cm, dan tebal 3 – 4 cm dengan berat sekitar 140 gram.
  • Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. 
  • Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.
b. Fungsi Ginjal
  1. Menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah 
  2. Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh 
  3. Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur keseimbangan garam-garam dalam tubuh 
  4. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh dengan cara mengeluarkan kelebihan asam/basa melalui urine 
  5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, dan amonia 
  6. Menghasilkan hormon erythropoetin yang berperanan dalam membantu pembuatan sel darah merah Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kadar kalsium darah dan kesehatan tulang
c. Letak Ginjal

Gambar di atas menunjukkan posisi ginjal di dalam perut kita. 
  •  Kelenjar adrenal adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal. Kelenjar ini bertanggung jawab pada pengaturan respon stress pada sintesis kortikosteroid dan katekolamin, termasuk kortisol dan hormon adrenalin. 
  • Ginjal terdiri dari 2 buah, atau 1 pasang yang terletak di bagian dorsal dinding tubuh sebelah kiri dan kanan tulang belakang. 
  • Arteri ginjal adalah pembuluh nadi yang berfungsi untuk membawa darah ke dalam ginjal untuk disaring di glomerulus. 
  • Vena ginjal adalah pembuluh balik yang berfungsi untuk membawa darah keluar dari ginjal menuju vena cava inferior kemudian kembali ke jantung. 
  • Vena cava inferior (pembuluh balik besar bawah) adalah pembuluh darah yang menerima darah dari badan dan kedua kaki. Darah yang dibawa oleh pembuluh darah jenis ini mengandung banyak CO2.
  •  Aorta abdominalis adalah arteri terbesar di cavitas abdominalis atau rongga perut. Sebagai bagian dari aorta, aorta abdominalis adalah kelanjutan dari aorta descendens. 
  • Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih.
  •  Uterus (bukan merupakan bagian dari ginjal, melainkan merupakan bagian dari sistem reproduksi pada manusia).
  •  Kandung kemih adalah organ tubuh yang mengumpulkan urine (air kencing) yang dikeluarkan oleh ginjal sebelum dibuang.
  •  Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh yang berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual.
d. Struktur Ginjal

Gambar ginjal di atas adalah ginjal kiri yang telah dibelah :

  • Calyces adalah suatu penampung berbentuk cangkir dimana urin terkumpul sebelum mencapai kandung kemih melalui ureter.
  • Pelvis adalah tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urin sementara yang akan dialirkan menuju kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
  • Medula terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut (piramida). Di sini terdapat lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
  •  Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih. 
  • Vena ginjal adalah pembuluh balik yang berfungsi untuk membawa darah keluar dari ginjal menuju vena cava inferior kemudian kembali ke jantung.
  • Arteri ginjal adalah pembuluh nadi yang berfungsi untuk membawa darah ke dalam ginjal untuk disaring di glomerulus.
  • Korteks di dalamnya terdapat jutaan nefron yang terdiri dari badan malphigi. Badan malphigi tersusun atas glomerulus yang diselubungi kapsula Bowman dan tubulus(saluran) yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
  • Perhatikan gambar nefron dan bagian penyusunnya di bawah ini :
  • Nefron :  Di dalam ginjal manusia terdapat sekitar 1 juta  nefron. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang merupakan tempat penyaringan darah. 
  • Setiap nefron  terdiri dari badan malphigi (mengandung glomerulus yang diselubungi kapsula Bowman dan tubulus(saluran) yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, lengkung henle (yang terdiri dari saluran menurun dan saluran naik),  tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus (saluran pengumpul).
  • Glomerulus: Tempat penyaringan darah yang akan menyaring air, garam, asam amino, glukosa, dan urea. Menghasilkan urin primer. 
  • Kapsula bowman: Adalah semacam kantong/kapsul yang membungkus glomerulus. Kapsula bowman ditemukan oleh Sir William Bowman. 
  • Tubulus kontortus proksimal: Adalah tempat penyerapan kembali/reabsorpsi urin primer yang menyerap glukosa, garam, air, dan asam amino. Menghasilkan urin sekunder.
  •  Lengkung henle: Penghubung antara tubulus kontortus proksimal dengan tubulus kontortus distal.
  •  Tubulus kontortus distal: Tempat untuk melepaskan zat-zat yang tidak berguna lagi atau berlebihan ke dalam urin sekunder, sehingga dihasilkan urin  sesungguhnya.
  •  Tubulus kolektivus: Adalah tabung sempit panjang dalam ginjal yang menampung urin dari nefron, untuk disalurkan ke pelvis menuju kandung kemih.
e. Proses Pembentukan Urin
  • Urin dibentuk di nefron 
  • yaitu dengan cara menyaring darah  kemudian mengembalikan kembali  bahan-bahan yang bermanfaat ke dalam darah.
  •  Dengan demikian akan tersisa bahan tak berguna, yang nantinya akan keluar dari nefron dalam bentuk suatu larutan, yang disebut urin.
  •  Sebelum menjadi urin, di dalam ginjal akan terjadi tiga macam proses, yaitu: Filtrasi, Reabsorpsi, dan Augmentasi.

1. Filtrasi

  • Filtrasi terjadi di glomerulus dan kapsula Bowman. 
  • Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh.
  • Proses filtrasi ini  menghasilkan filtrat gromerulus atau urin primer.
  • caranya adalah mula-mula darah masuk ke glomerulus melalui arteriol afferent dan terjadi filtrasi sehingga menghasilkan urin primer
  • Selama terjadi filtrasi sel-sel darah dan molekul protein tidak dapat disaring, sedangkan molekul-molekul yang berukuran lebih kecil seperti: garam, asam amino dan gula dapat disaring sehingga menjadi bagian dari filtrat glomerulus atau urin primer. 
  • Filtrat glomerulus atau urine primer komposisinya adalah  glukosa, urea,  asam amino, ion anorganik dan air .
  •  Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh.
  • kemudian urin primer akan memasuki kapsula Bowman.
  • Secara normal, setiap hari kapsul Bowman dapat menghasilkan 180 L filtrat glomerulus.
  2. Reabsorpsi 
  • Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan menghasilkan urin sekunder.
  • Caranya adalah  Urin primer yang berkumpul dalam kapsula Bowman masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal dan terjadi proses reabsorpsi.
  • Pada proses ini terjadi penyerapan kembali zat yang berguna oleh dinding tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus.
  •  Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam amino dan ion-ion anorganik (Na+,K+, Ca++, Cl-, HCO3-, HPO4-3, SO4-3).
  • Proses ini terjadi karena transpor aktif.
  • Hasil dari reabsorpsi urin primer adalah urin sekunder yang mengandung sisa limbah nitrogen dan urea.
  • Jadi komposisi urin sekunder adalah  air, garam, urea dan pigmen empedu
  • Urine sekunder akan masuk ke lengkung Henle menuju tubulus kontortus distal.
  •  Pada saat melewati lengkung Henle desenden, air berosmosis keluar sehingga volume urin sekunder menurun dan menjadi pekat.
  • Saat melewati lengkung Henle asenden, garam (Na+) dipompa keluar, sehingga kepekatan urin berkurang tetapi volume urin tetap, dan konsentrasi garam  di luar tubulus meningkat.
3. Augmentasi
  • Dari lengkung Henle asenden, urin sekunder akan masuk ke tubulus distal.
  • Di dalam tubulus distal urin sekunder mengalami augmentasi yaitu proses penambahan zat –zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal
  • Zat sisa yang dikeluarkan dari pembuluh darah kapiler adalah ion hidrogen (H+), ion kalium (K+), NH3dan kreatinin. Pengeluaran (H+) ini membantu menjaga pH yang tetap dalam darah. Jika Ph dalam darah mulai turun, maka sekresi ion hidrogen akan meningkat sampai berada pada keadaan pH normal (7,3-7,4).
  • Selama melewati tubulus distal dan tubulus kolektifus, urin kehilangan banyak air (H2O) sehingga konsentrasi urin semakin pekat dan akan dihasilkan urin sesungguhnya, dengan kisaran pH 4,5-8,5
  • Urin sesungguhnya atau urin normal  mengandung air, urea,amonia, garam mineral, zat warna empedu, vitamin, dan obat-obatan 
  • Setelah itu urin memasuki pelvis renalis dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke vesica urinaria untuk ditampung sementara waktu.
  • Urine ditampung di dalam kantong kemih (vesica urinaria) hingga mencapai kurang lebih 300 cc.
  •  Kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.
  •  Pengeluaran urine ini diatur oleh otot sfinkter.
  •  Perhatikan gambar di bawah ini , jalannya  Urin adalah urin  sesungguhnya memasuki  pelvis renalis, melalui ureter menuju  vesika urinaria, dan melalui uretra urin akan dikeluarkan dari tubuh
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urin adalah : hormon antidiuretik (ADH), hormon insulin, zat-zat diuretik, jumlah air yang diminum, saraf, suhu lingkungan dan gejolak emosi
1. jumlah air yang diminum

  • Semakin banyak air yang diminum, sekresi ADH akan terhambat. Hal ini menyebabkan permeabilitas tubulus kontortus menurun dan reabsorpsi terhambat sehingga jumlah urin meningkat.
2.  Hormon antidiuretik (ADH)
  •  Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. 
  • Jika darah sedikit mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal, akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit.
  •  Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer dan jumlahnya banyak.
3. saraf
  • Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen. Hal ini menyebabkan aliran darah keglomerulus menurun dan tekanan darah menurun sehingga filtrasi kurang efektif. Hasilnya urin yang diproduksi meningkat. 
4. Zat-zat diuretik
  •  Misalnya teh, kopi, atau alkohol dapat menghambat reabsorpsi ion Na+. Akibatnya ADH berkurang sehinggar reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat.
5.  Hormon insulin
  • Hormon insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pulau Langerhans. 
  •  Hormon insulin berfungsi mengatur gula dalam darah.
  •  Penderita kencing manis (diabetes mellitus) memiliki konsentrasi hormone insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi.
  •  Akibatnya dari keadaan ini terjadi gangguan reabsorbpsi didalam tubulus distal, sehingga dalam urin masih terdapat glukosa. 
6.  Suhu Lingkungan
  • Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal.
  • Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
 7. Gejolak emosi dan stress
  • Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. 
  • Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.
g. Gangguan dan Kelainan Ginjal  : Batu ginjal, Nefritis, Glukosuria, Albuminuria, Hematuria, Gagal ginjal

1. Batu ginjal


a.  Penyebab :

  •  Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih.
  •  Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat,  karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air.
  •  Batu ginjal tersebut lebih lanjut dapat menimbulkan hidronefrosis. yaitu  membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu akibat penyempitan aliran ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.
b.  Pencegahan :
  • Perbanyaklah minum air putih agar air seni lancar, minumlah air putih minimal 8 gelas sehari. 
  • Hindari minum atau memasak menggunakan air yang kandungan kapurnya tinggi, karena  kapur di dalam tubuh bisa membentuk batu.
  • Jika menderita penyakit gout dan hiperparatiroid segera atasi, karena kedua penyakit itu meningkatkan resiko terbentuknya batu ginjal.
  • Lakukan olahraga rutin dengan tujuan agar metabolisme di dalam tubuh berjalan dengan baik. Idealnya, lakukan olahraga dua hari sekali. Pilihlah jenis olahraga yang disukai dan lakukan sesuai kemampuan, jangan dipaksakan. 
  • Jangan duduk terlalu lama saat bekerja. Posisi tersebut mempermudah terjadinya pengendapan Kristal air seni yang kemudian membentuk batu. Paling tidak, dua jam sekali bangkitlah dari duduk dan berjalan-jalan sebentar.
  • Bila terasa ingin membuang air seni sebaiknya segera lakukan. Sangat tidak disarankan untuk menahan air seni, karena Kristal-kristal tersebut bisa mengendap membentuk batu ginjal. 
  • Hindari makanan yang mengandung kalsium tinggi, seperti susu dengan kalsium tinggi. Begitu juga dengan makanan yang mengandung purin tinggi, seperti jeroan, emping, dan brokoli. Dan kurangi konsumsi kacang-kacangan, cokelat, soda dan teh. 
c. Pengobatan :
  • Penyakit ini dapat diatasi dengan pembedahan dan sinar laser.
  •  Tujuan dari pembedahan untuk membuang endapan garam kalium. 
  • Tujuan menggunakan sinar laser untuk memecahkan endapan garam kalsium. 
2. Nefritis
 a. Penyebab :

  •  Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman.
  •  Nefritis biasanya disebabkan adanya bakteri Streptococcus.
  •  Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga timbul pembengkakan di daerah kaki.
b. Pengobatan :
  •  Penderita nefritis bisa disembuhkan dengan cangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin.
  •  Cuci darah biasanya dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan dengan organ penderita. 
3. Glukosuria
a. Penyebab :

  • Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine.
  • Penyakit tersebut sering juga disebut penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus).
  • Kadar glukosa dalam darah meningkat karena kekurangan hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
b. Pencegahan :
  • Kontrol kebiasaan makan 
  • Kendalikan berat badan Olah raga secar teratur
  •  Kelola faktro resiko lain (hipertensi, kadar lemak darah, dll)
  •  Bagi yang beresiko tinggi, periksa glukosa darah setiap tahun
c. Pengobatan :
  •  Bagi pasien Diabetes Melitus kendalikan kadar glukosa darah (dengan diet, olahraga & obat sesuai petunjuk dokter) dan periksa secara berkala.
4. Albuminuria
a.  penyebab :

  • Albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lain dalam urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada alat filtrasi. 
b. Pencegahan :
  •  membiasakan diri minum 8 gelas sehari, walaupun sebetulnya tidak merasa haus. 
  • tidak mengonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara berlebihan (misalnya hanya protein atau kalsium saja). Artinya makanan yang kita makan juga haru seimbang, baik dari segi jumlah maupun kadar gizinya
 5. Hematuria 
a. Penyebab :

  • Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine. 
  • Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.
6. Gagal ginjal
a. Penyebab :

  • Gagal ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi.
  • Kegagalan salah satu ginjal ini akan diambil alih tugasnya oleh ginjal lain. 
  • Namun, keadaan ini akan tetap menimbulkan resiko sangat tinggi. Karena menyebabkan penimbunan urea dalam tubuh dan kematian. 
  • Pengobatan : Penyakit ini dapat diatasi dengan cangkok ginjal atau menggunakan ginjal tiruan sampai ginjal yang asli dapat kembali berfungsi.
7. Wilm's Tumor / Nephroblastoma
  • Penyebab: Tumor ini terjadi sporadis dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi perkembangan sel-sel ginjal.
  •  Cara Pengobatan: Pembedahan, radioterapi, kemoterapi, memberi obat aktinomisin D, vinkristin, adriamisin, dan cisplatin.

    8. Asidosis tubulus renalis (bahasa Inggris: Renal tubular acidosis, RTA) 
  • adalah suatu penyakit ginjal (renal) khususnya pada bagian tubulus renalis-nya, dimana  tubulus renalis tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga hanya sedikit asam yang dibuang ke dalam urin. Akibatnya terjadi penimbunan asam dalam darah, yang mengakibatkan terjadinya asidosis, yakni tingkat keasamannya menjadi di atas ambang normal.
  • Seharusnya  dalam keadaan normal, ginjal menyerap asam sisa metabolisme dari darah dan membuangnya ke dalam urin.
  • Penyebab:   diduga penyakit ini disebabkan faktor keturunan atau bisa timbul akibat obat-obatan, keracunan logam berat atau penyakit autoimun (misalnya lupus eritematosus sistemik atau sindroma Sjogren). 
  • Cara Pengobatan: Sementara ini penanganan ATR baru sebatas terapi untuk mengontrol tingkat keasaman darah, yaitu dengan memberikan obat yang mengandung zat bersifat basa (alkalin) secara berkala (periodik), sehingga tercapai tingkat keasaman netral, seperti pada orang normal.

2. Hati (Hepar)


  A. Pengertian
  • Hati (bahasa Yunani: hÄ“par) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.
  • Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi, sebab hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
  • Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
  • Hati manusia dewasa normal memiliki massa sekitar 1,4 Kg atau sekitar 2.5% dari massa tubuh.
B. Fungsi hati

1. Membantu dalam metabolisme karbohidrat

  • Hati mampu mengontrol kadar gula dalam darah. Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis),
  • Pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen di hati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan dilepaskan ke dalam darah (glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar gula darah dipertahankan untuk tetap normal. 
  • Hati juga dapat membantu pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa menjadi lemak.
 2. Menetralisir obat-obatan dan hormon
  • Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti penisilin, ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide 
  • dapat mengubah sifat-sifat kimia atau mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen serta tiroksin.
3. Sebagai tempat penyimpanan
  • Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat menyimpan vitamin (A, B12, D, E, K) serta mineral (Fe dan Co). 
4. Sebagai fagosit
  • Sel-sel Kupffer’s dari hati mampu memakan sel darah merah dan sel darah putih yang rusak serta bakteri.
5. Mengaktifkan vitamin D
  •  Hati dan ginjal dapat berpartisipasi dalam mengaktifkan vitamin D.
6. Menghasilkan kolesterol tubuh
  •  Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal dari makanan. 
  • Sekitar 80% kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk membuat empedu. 
  • Kolesterol merupakan bagian penting dari setiap selaput sel dan diperlukan untuk membuat hormon-hormon tertentu (termasuk hormon estrogen, testosteron dan hormonadrenal).
7.   Membentuk protrombin(untuk pembekuan darah). 
8. Tempat pembentukan sel darah merah pada janin.
9. Sebagai organ ekskresi yang bertugas :



a. merombak eritrosit(sel darah merah), untuk menghasilkan empedu

  • Setiap hari hati menghasilkan empedu sebanyak 800 - 1000 ml
  • Empedu mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, fosfolipid (lesitin), zat warna/pigmen empedu  (bilirubin dan biliverdin) dan beberapa ion.
  • Empedu berasal dari penghancuran hemoglobin /Hb eritrosit yang telah tua.
  • Hb akan diuraikan menjadi zat besi/Fe, globin dan hemin.
  • Zat besi dan globin akan disimpan di hati, kemudian dikirim ke sumsum tulang merah untuk pembentukan antibodi atau hemoglobin baru
  • Hemin akan dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin (zat warna empedu) berwarna hijau biru
  • Zat warna empedu akan mengalami oksidasi menjadi urobilin, sehingga warna feces dan urin menjadi kekuningan.
  • Garam empedu digunakan oleh usus kecil untuk mengemulsi dan menyerap lemak, fosfolipid, kolesterol, dan lipoprotein.
b. Membantu metabolisme Protein  yang akan dirubah menjadi urea
  • Jika tubuh kelebihan asam amino, maka asam amino akan mengalami deaminasi (mengubah gugus amino, NH2) asam-asam amino agar dapat digunakan sebagai energi atau diubah menjadi karbohidrat dan lemak.
  • Deaminasi mengakibatkan terkumpulnya amoniak yang bersifat racun.
  • Hati dengan bantuan enzim arginase akan mengubah arginin (asam amino esensial) menjadi ornitin dan urea.
  • Urea akan di buang melalui ginjal
  • Ornitin akan mengikat amoniak yang bersifat racun dan akan dikeluarkan kedalam empedu dan urin
C.  GANGGUAN PADA HATI
1.  Hepatitis

  • Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. 
  • Virus hepatitis ada beberapa macam, misalnya virus hepatitis A , hepatitis Bdan C
  • Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan C lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A. 
  • Hepatitis dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi, Jarum untuk akupuntur atau tatto harus steril, Hindari pemakaian alat-alat secara bersamaan seperti cukur, sisir, Hindari aktivitas sex dengan berganti-ganti pasangan, Hindari mendapat donor darah yang tidak resmi 
  • Saat ini baru terdapat vaksin untuk mencegah hepatitis B, dan tidak ada untuk mencegah hepatitis C.
  • Pengobatan : melalui kimiawi yang bertujuan untuk mematikan virus hepatitis dan pengobatan suportif yang bertujuan untuk melindungi sel hati dan membantu pemulihan sel hati yang rusak 
2. Penyakit kuning
  •  Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning. 
  • Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning.
  • Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan empedu.
3.  Sirosis hati
  •  Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati.
  •  Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu. 
  • penyembuhan dapat dilakukan dengan tranplantasi atau cangkok hati
4. Perlemakan hati
  • Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati.
  •  Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati.
  •  Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis). 
5. Kanker hati
  • Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati.
  • Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC).
  • HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.
  • Pasien ini mungkin perlu pembedahan untuk mengangkat kanker yang diikuti oleh kemoterapi, terapi radiasi dan transplantasi hati 
6. Koletasis
  • Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan memproduksi dan pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.
 7. Jaundice
  • terjadi karena adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata 
  • Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan faeces lebih terang.
8. Batu empedu ,
  • adalah sekumpulan batu-batu yang terbentuk dalam empedu, akibat pola makan yang salah, seperti terlalu banyak makanan yang berlemak dan kolesterol
  • Pasien dengan batu empedu sering membutuhkan pembedahan untuk menghapus kandung empedu dan batu-batu. 
  • Operasi ini dapat dilakukan dengan cara tradisional terbuka atau lebih umumnya menggunakan prosedur bedah laparoskopi.
  • Laparoskopi Satu Lubang yang dikenal pula dengan Bedah Akses Satu Lubang adalah sebuah sayatan kecil yang dilakukan melalui perut (pusar) pasien untuk melakukan keseluruhan operasi. Sayatan ini dengan lebar biasanya sekitar 2 hingga sentimeter, adalah jenis bedah invasi minimal yang memberikan banyak keuntungan dibandingkan bedah terbuka tradisional serta laparoskopi konvensional.
  •  Pembedahan terbuka merupakan prosedur invasi yang menimbulkan rasa sakit dan memerlukan waktu lebih lama untuk pulih. 
  • Demikian pula dengan bedah laparoskopi tradisional yang membuat beberapa sayatan berukuran 1 sentimeter untuk memasukkan berbagai alat untuk melakukan operasi.
d. Pengobatan penyakit hati
  • Berbagai  penyakit hati seperti diuraikan di atas dapat disembuhkan dengan berbagai pengobatan baik secara tradisional maupun dengan kemajuan tekhnologi kedokteran .
  • Transplantasi hati menjadi salah satu alternatif penyembuhan 
  • Transplantasi hati bisa dilakukan dengan menggunakan donor hidup (leaving donor).
  • Metode ini lebih sulit karena prinsipnya yang pertama para tim dokter harus memastikan kondisi si pendonor nyaman dan memastikan kondisinya 100 persen kembali sehat.
  • Hati pendonor diambil sebagian dan didonorkan kepada yang sakit.
  • Sementara organ hati si penerima donor harus diangkat seluruhnya karena sudah tidak berfungsi dengan baik.
  • Operasi pengangkatan hati dari pendonor dengan penerima hati harus dilakukan dalam waktu sama
  • pendonor yang mendonorkan sebagian hatinya dalam waktu 2 minggu, hatinya akan kembali tumbuh 60 persen, 1 bulan sebesar 80 persen, dan dalam waktu 6 sampai 8 bulan bisa kembali normal seperti biasa. 
  • hati adalah organ satu-satunya yang bisa bergenerasi secara alami tanpa perlu obat dan fungsinya akan kembali normal hanya dalam waktu 2 bulan.
  • Setiap satu orang bisa hidup dengan 30 persen hati yang sehat
  •  saat seseorang telah menjalani transplantasi hati, maka pascaoperasi, asupan konsumsi mereka harus diawasi, seperti tidak boleh terlalu banyak mengonsumsi lemak.
  • Kurang lebih dua minggu, asupan yang mereka konsumsi harus dipantau, dan setelah itu pasien bisa makan seperti biasa

4. Kulit
A. Pengertian
  • Kulit merupakan lapisan pelindung terluar yang membungkus seluruh permukaan tubuh manusia.
  • Kulit manusia terdiri atas epidermis, dermis, dan hipodermis. 
  • Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis.
B. Fungsi Kulit
 1. Sebagai Pelindung Tubuh

  • Kulit berfungsi melindungi tubuh dari kontak mekanis, serta panas, kuman, zat-zat kimia dan segala pengaruh dari luar yang bisa merusak organ di bawah kulit.
  •  Sel melanosit di bawah kulit mempunyai fungsi penting untuk melindungi tubuh dari sinar ultraviolet. 
 2. Sebagai Organ Sensoris
  • Adanya jaringan saraf di lapisan dermis kulit memungkinkan kulit menerima rangsang dari luar seperti sentuhan. 
 3. Sebagai Pengatur Suhu Tubuh
  • Kulit mengeluarkan keringat dengan mengkontraksikan pembuluh darah dalam kulit.
  •  Keringat yang keluar turut membawa panas dalam tubuh keluar.
 4. Dapat membentuk Vitamin D dan Penentu warna kulit
  •  Vitamin D dibentuk dari provitamin D yang dibantu penyinaran sinar matahari,
  • sedangkan warna kulit diatur oleh kandungan pigmen melanosit.
5. Kulit juga merupakan tempat untuk menyimpan kelebihan lemak.
6. Sebagai Organ Ekskresi

  •  Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mempunyai kelenjar keringat(glandula sodorifera) yang mengeluarkan sisa-sisa metabolisme.
  •  Kelenjar keringat menyerap air dan garam dari dalam darah di pembuluh kapiler di bawah kulit. 
  • Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh tetap stabil. Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat antara lain aktivitas tubuh, suhu lingkungan, atau bahkan emosi. 
  • Keringat mengandung air, larutan garam, dan urea.
  •  Pengeluaran keringat yang berlebihan dapat menimbulkan hilangnya melanosit garam-garam mineral sehingga menyebabkan kejang otot dan pingsan.
C. Struktur Kulit
  • Kulit adalah organ terluas di tubuh, memiliki tebal berbeda-beda mulai dari 0,5 – 5 mm. 
  • Berdasarkan strukturnya kulit dibagi menjadi 3 (tiga) lapisan yaitu epidermis(lapisan luar), dermis(kulit jangat), dan hipodermis(jaringan ikat dibawah kulit).
 1. Epidermis  Epidermis terdiri dari beberapa lapisan yaitu:
  •  Stratum Korneum(Lapisan Tanduk). Stratum korneum merupakan lapisan kulit epiermis yang paling luar yang tersusun atas sel-sel mati yang bersifat keras dan tahan terhadap air. Lapisan ini selalu mengelupas.
  •  Stratum Lusidum Tersusun atas sel-sel tidak berinti yang berfungsi mengganti stratum korneum 
  •  Stratum Granulosum Tersusun atas sel-sel berinti yang mengandung pigmen melanin. 
  •  Stratum Germinativum Tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru kearah luar. 
2.Dermis
  • Pada lapisan ini terdapat akar rambut, pembuluh darah, serabut saraf, kelenjar minyak(glandula sebasea) dan kelenjar keringat(glandula sodorifera).
  •  Di kantong rambut terdapat akar rambut dan kelenjar minyak yang berfungsi untuk menghasilkan minyak untuk rambut.
3. Hipodermis
  •  Lapisan ini terletak dibawah dermis,lapisan ini banyak mengandung lemak, tubuh menyimpan kelebihan lemak di lapisan ini.
D. GANGGUAN PADA KULIT
1. Skabies

  •  Kudis (scabies) adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini memiliki gejala gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari. 
  • Sering muncul di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan terkang di celang jari tangan atau kaki.
  •  Pencegahan : mencuci sperai tempat tidur, handuk dan pakaian yan dipakai dalam 2 hari belakangan dengan air hangat dan deterjen. Menjaga kebersihan kulit. 
  • Pengobatan : Untuk pengobatan luar, cukup ambil daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya. Cuci bersih, lalu giling halus sampai menjad adonan seperti bubur. Balurkan ke tempat yang gatal, kemudian dibalut.
2. Kurap
  •  Penyakit Kurap merupakan suatu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh fungsi. 
  • Gejala kurap mulai dapat dikenali ketika terdapat baian kecil yang kasar pada kulit dan dikelilingi lingkaran merah muda. 
  •  Pencegahan : Mencuci tangan yang sempurna. Menjaga kebersihan tubuh. Mengindari kontak dengan penderita. 
  • Pengobatan : Dapat diobati dengan anti jamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol dengan benar dapat menghilangkan infeksi.
3. Panu
  • Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. 
  • Penyakit panau ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita.
  • Pencegahan : Menjaga kebersihan badan. Usahakan agar kulit dalam keadaan kering dan tidak lembab. Pakaian dan handuk mandi jangan sampai lembab, karena pakaian yang lembab memicu tumbuhnya jamur. Jangan menggunakan pakaian atau peralatan mandi dengan penderita panu. 
  • Pengobatan : Panu dapat diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang Panu. Atau juga dapat digunakan obat-obat yang di jual di pasaran seperti Pandas dan Kalpanax.
4. Biduran
  •  Biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan dan alergi bahan kimia. 
  • Biduran ditandai dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa gatal. Biduran dapat berlangsung beberapa jam dan dapat juga berlangsung berhari-hari. 
  •  Pencegahan : Bagi penderita biduran, pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor penyebab tim bulnya bidur. Seperti udara dingin, makanan dan bahan kimia. 
 5. Ringworm
  • Ringworm adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit.
  • Infeksi ini ditandai dengan timbulnya bercak lingkaran di kulit. 
  • Pencegahan : Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap kering dan tidak lembab. 
  • Pengobatan : Pengobatannya dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti jamur. 
6. Kanker kulit
  • Penyakit kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang berlebihan.
  • Penyakit ini lebih sering menyerang orang yang berkulit putih atau terang, karena warna kulit tersebut lebih sensitif terhadap sinar matahari. 
  • Pencegahan : Pencegahan dapat dilakukan dengan tabir surya atau menghindari kontak dengan sinar matahari yang terlalu banyak.











Daftar Rujukan / sumber :
1.http://unitedscience.wordpress.com/ipa-3/bab-1-sistem-ekskresi-manusia/
2. http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/07/sistem-ekskresi-pada-manusia-rangkuman.html
3.http://bioisamazing.blogspot.com/2011/02/c-sistem-pernapasan-manusia.html
4.https://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-asam-basa
5.http://www.airinfonow.org/html/lungattack/lungplay.htm
7.http://creationsfromrainyskits.blogspot.com/2013/03/bagian-bagian-ginjal-dan-fungsinya_25.html
8.http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/02/sistem-ekskresi_22.html
9.http://ibnufajarew.blogspot.com/2013/04/proses-dan-mekanisme-pembentukan-urin.html
10. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/proses-pembentukan-urine-pada-ginjal-manusia.html
11http://biologiituseru.blogspot.com/2012/01/proses-pembentukan-urin.html
12.http://fitria97.wordpress.com/tugas-tugas/ipa/biologi/gangguan-pada-sistem-ekskresi-manusia/
13. http://nh-inspiration.blogspot.com/2013/01/fungsi-dan-pengertian-hati-pada-manusia.html
14. http://irawanoktavianblog.blogspot.com/2013/04/bagian-8-sistem-ekskresi-pada-hewan-dan.html
15.http://nekals.blogspot.com/2011/09/penyakit-pada-sistem-ekskresi-ginjal.html
16. http://www.news-medical.net/health/Liver-disease-treatment-(Indonesian).aspx

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.