Rabu, 02 April 2014

Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata dan Vertebrata

Sistem ekskresi pada setiap hewan tidaklah sama. Sebab, setiap
hewan memiliki organ ekskresi dan tingkat kehidupan yang berbeda.
Bahasan berikut akan mengulas sistem ekskresi pada beberapa hewan,
baik invertebrata maupun vertebrata.
1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih


Cacing pipih (Filum Platyhelminthes) mempunyai alat ekskresi
yang sangat sederhana. Misalnya saja Planaria. Planaria mempunyai
alat ekskresi berupa sel api yang terdapat pada bagian kanan dan kiri
tubuhnya. Setiap sel api yang berada pada tubuh makhluk ini memiliki
rambut getar (silia). Saluran yang berperan dalam proses ekskresi
Planaria dinamakan protonefridium. Pergerakan rambut getar akan menarik air dan zat terlarut ke
dalam sel api untuk disaring. Getaran silia akan mendorong sisa metabolisme
keluar tubuh melalui suatu lubang pengeluaran yang disebut
nefridiopori.
2. Sistem Ekskresi Cacing Tanah


Sesama hewan invertebrata, ternyata cacing pipih dan cacing
tanah (Filum Annelida) memiliki alat ekskresi yang berbeda. Cacing
tanah memiliki alat ekskresi khusus yang terdapat pada setiap segmen
tubuhnya. Alat ekskresi ini dinamakan nefridium (jamak: nefridia).
Pada setiap segmen tubuh cacing tanah terdapat sepasang nefridium.
Hanya tiga segmen pertama dan segmen terakhir saja yang tidak terdapat
alat ekskresi ini.
Nefridium dilengkapi corong bersilia dan terbuka yang terletak
pada sekat pemisah antarsegmen tubuh. Alat ini disebut nefrostom.
Nefrostom berfungsi sebagai penarik cairan tubuh dari satu segmen ke
segmen lainnya. Sementara, sisa metabolisme akan dikeluarkan melalui
sebuah lubang yang disebut nefridiopori. Saat silia pada nefrostom bergetar, cairan tubuh dari segmen di
sebelahnya akan mengalir ke dalam nefridium. Pada nefridum ini, zat
berguna seperti glukosa dan ion-ion diserap oleh darah untuk dialirkan
melalui pembuluh kapiler. Sedangkan zat sisa seperti air, senyawa nitrogen,
dan garam yang tidak berguna oleh tubuh dikeluarkan melalui
nefridiopori.
3. Sistem Ekskresi pada Serangga


Serangga memiliki tingkatan hidup yang
lebih tinggi daripada cacing pipih dan cacing
tanah. Oleh karena itu, alat ekskresinya pun lebih
sempurna. Alat ekskresi serangga dan Artropoda
lainnya adalah tubula atau pembuluh Malpighi.
Pembuluh Malpighi merupakan pelipatan saluran
pencernaan yang berada pada homosol dan ujungnya
tergenang dalam darah (hemolimfa). Tepatnya
terletak di antara perut tengah dan usus.
Pembuluh Malpighi ini akan menyekresikan zat
sisa berupa urea, limbah nitrogen, dan garam secara
osmosis dari hemolimfa menuju lumen (rongga pembuluh).
Sebagian besar zat-zat yang berguna diserap
kembali (reabsorpsi) melewati jaringan epitelium
pada rektum dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh
hemolimfa. Sebaliknya, limbah bernitrogen mengendap
menjadi asam urat yang dikeluarkan bersama
feses lewat anus.
4. Sistem Ekskresi pada Ikan


Berbeda dengan invertebrata, seluruh vertebrata mempunyai
ginjal sebagai alat ekskresi. Misalnya saja ikan. Pada ikan
terdapat ginjal berjumlah sepasang dan berwarna kemerahmerahan.
Beberapa jenis ikan memiliki suatu saluran
yang merupakan gabungan saluran ginjal dan saluran
kelamin. Saluran ini dinamakan saluran urogenital.
Letak saluran urogenital berdekatan dengan anus.
Namun, ada beberapa jenis ikan lainnya yang memiliki
kloaka.
Sisa metabolisme seperti karbondioksida dan
urine akan dikeluarkan melalui alat ekskresi ikan.
Kita tahu bahwa ikan ada yang bernapas lewat paru-paru dan
insang. Jenis ikan yang demikian mengeluarkan urinenya lewat
kloaka. Sementara, karbon dioksida dikeluarkan melalui
insangnya. Sementara ikan yang bernapas dengan paru-paru,
karbondioksida dikeluarkan lewat paru-paru.
Ikan air tawar dan ikan air laut juga memiliki mekanisme ekskresi
yang berbeda. Kandungan amonia pada urine dikeluarkan oleh ikan air
tawar dalam jumlah banyak, sementara oksigen yang diperlukan sangat
besar. Di pihak lain, ikan air laut berperilaku sebaliknya. Kandungan
amonia dalam urine ikan air laut dikeluarkan dengan jumlah sedikit,
sedangkan oksigen yang dibutuhkan dalam proses respirasi sangat sedikit.


5. Sistem Ekskresi pada Katak

Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak dikanan dan kiri tulang belakang. Warnanya merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine sementara. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.

6. Sistem Ekskresi pada Reptil

Alat ekskresi pada reptil berupa ginjal (metanefros) yang sudah berkembang sejak masa fase embrio. Ginjal ini dihubungkan oleh saluran ke kantung kemih dan langsung bermuara ke kloaka. Selain ginjal, pada reptil memiliki kelenjar kulit yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk mengusir musuh. 

7. Sistem Ekskresi pada Aves

Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru dan kulit. Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna coklat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya. 

8. Sistem Ekskresi pada Mamalia khususnya Manusia


Pada mamalia sistem ekskresinya terdiri dari ginjal, kulit hati dan paru-paru. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk biji kacang merah (sekitar 10 cm< panjang nya pada manusia), yang merupakan organ utama untuk melakukan proses ekskresi. Sedangkan paru-paru tidak hanya berperan sebagai organ pernapasan tetapi paru-paru juga berperan dalam sistem ekskresi sisa-sisa hasil metabolism yang berupa karbon dioksida dan air dalam bentuk uap air. Sisa metabolisme dari jaringan diangkut oleh darah menuju ke paru-paru untuk dibuang.Sedangkan hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak dibagian kanan atas rongga perut. Hati selain berperan dalam sistem pencernaan, juga berperan dalam sistem eksresi. Fungsi hati dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan empedu secara terus-menerus yang ditampung dalam kantung empedu. Hati setiap hari menghasilkan empedu sebanyak 800-1000 ml. Empedu mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolestrol, fosfolipid, zat warna empedu, dan beberapa ion. Dan kulit merupakan organ terbesar yang terdapat diseluruh permukaan tubuh dan terdiri dari beberapa jaringan yang memiliki fungsi spesifik. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung tubuh terhadap segala bentuk rangsangan. Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai alat ekskresi, yaitu untuk mengeluarkan keringat.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.